Sumber Referensi

Juara 3 Loh

on Selasa, 22 Februari 2011






Pada Tanggal(13/10/2010), Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BOSNT) Padang menggelar Puncak Festival Film Dokumenter (FFD) 2010 bidang kebudayaan tingkat SLTA Se-Sumatera Barat di Teater Taman Budaya Padang. Namun, sebelum acara puncak, diselenggarakan Sosialiasai HAKI (UU Perfilman) kepada siswa dan guru SLTA se-Sumatera Barat.

Sosialisasi UU Perfilman, yang dimoderatori oleh Undri, S.S., ini, menghadirkan dua narasumber, yaitu Drs. Nurmatias (Kepala BPSNT Padang) dan E.S Argawinata (Kasubdit Advokasi dan Lembaga Film Direktorat Perfilman).

Pada dasarnya, sosialisasi UU perfilman ini dianggap penting, sebab UU Perfilman mengusung semangat yang begitu tinggi demi kebangkitan perfilman Indonesia. Semakin banyak perfilman Indonesia diproduksi, akan menunjukkan produktifitas yang tinggi. Hal ini tentunya akan membantu meningkatkan kualitas perfilman Indonesia, karena ada evaluasi dari waktu ke waktu.

Apalagi, menurut Drs. Nurmatias, film sebagai bentuk perekaman aktifitas kebudayaan sangat cocok dijadikan sebagai media pelestarian nilai budaya dan sejarah. Sebab, dalam wujud film dokumenter, terungkaplah sebuah fakta mengenai aktifitas kebudayaan masyarakat tertentu. Dengan pendokumentasian juga diharapkan orang-orang pada masa datang dapat merasakan suasana dari aktifitas kebudayaan tadi.

Sementara itu, E.S Argawinata menyatakan bahwa apresiasi terhadap perfilman itu tidak sulit, sebab proses produksinya dapat dilakukan dengan teknologi analog, digital, atau direkam pada pita seluloid, pita video, cakram optik, dan bahan lainnya.

"Hanya saja, yang sulit itu mencari penulis cerita yang baik," ujar E.S Argawinata mengulang kembali apa yang dikatakan Deddi Mizwar dan Slamet Raharjo.

Namun, dengan diadakannya sosialisasi UU Perfilman dan produksi film dokumenter 2010 tingkat SLTA Se-sumbar, Guru Bahasa Indonesia SMA banuhampu menyatakan bahwa kegiatan ini mampu menyadarkan pelajar bahwa hal-hal kecil di sekeliling mereka memiliki makna. Akibatnya, jika selama ini mereka mengabaikan, tentunya dengan kegiatan ini mampu merangsang pelajar untuk membentuk sebuah produksi film yang layak ditonton untuk orang banyak.

Sementara itu, Gustini, Guru Bahasa Indonesia SMA 5 Padang mengungkapkan bahwa acara ini diharapkan berlanjut ke depannya. Ia berharap BPSNT dan pihak yang terkait dapat membuatkan program-program untuk pelajar di Sumatera Barat, seperti "Mari Menonton Film ke Bioskop", atau workshop perfilman untuk membekali pelajar dalam produksi sebuah film.

"Dulu, semasa SD, kita dengan bangga diajak ke bioskop untuk menonton film-film yang layak. Namun, kegiatan ini sudah tak ada lagi, padahal banyak film yang sangat bagus ditonton untuk pelajar-pelajar, seperti film Denias, Laskar Pelangi, atau Sang Pemimpi. Saya berharap ada pihak-pihak tertentu yang mau menggarap ini," harapnya.

Pengumuman Pemenang Festival Film Dokumenter 2010 Tingkat SLTA Se-Sumbar
Selepas diskusi sosialisasi UU Perfilman, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BOSNT) Padang mempersembahkan pememang Festival Film Dokumenter (FFD) 2010 bidang kebudayaan tingkat SLTA Se-Sumatera Barat.

Sepuluh 10 nominasinya adalah film Pacu Jawi karya siswa SMK Pagaruyung, Batusangkar; film Batu Kapur yang Rapuh karya Siswa SMKN 2 Padangpanjang; film Petani Karet karya siswa SMAN 12 Padang; film Eksistensi Kuda Kepang Tansi karya siswa SMKN 1 Sijunjung; film Tarian Samba di Tanah Salayo karya siswa SMK Muhammadiyah Solok; film Warisan Kuliner Tradisional Minang Luhak Nan Tuo karya siswa SMK 1 Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar; film Jembatan Ratapan Ibu karya siswa SMAN 1 Payakumbuh; film Lukah Baluik Andaleh karya siswa SMAN 1 Kecamatan Aka Biluru, Kabupaten 50 Kota; film Maulud jo Balimau karya siswa SMAN 1 Pangkalan Kotabaru, Kabupaten 50 Kota; dan film Sarasah karya siswa SMAN 4 Bukittinggi.

Film sebagai pemenang dengan sebutan terpuji 3 adalah film Maulud jo Balimau karya siswa SMAN 1 Pangkalan Kotabaru, Kabupaten 50 Kota. Selanjutnya, pemenang dengan sebutan terpuji 2 adalah Lukah Baluik Andaleh karya siswa SMAN 1 Kecamatan Aka Biluru, Kabupaten 50 Kota. Yang teristimewa, pemenang dengan sebutan terpuji 1 adalah Warisan Kuliner Tradisional Minang Luhak Nan Tuo karya siswa SMK 1 Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar.

Bapak Drs. Nurmatius berharap film-film hasil karya pelajar SLTA Se-Sumbar ini dapat ditayangkan di stasiun televisi lokal dan nasional, seperti TVRI. Namun, masih diperlukan penyeleksian untuk menyesuaikan dengan kriteri pihak TVRI dalam standar yang layak untuk sebuah film yang akan ditayangkan.

Meskipun demikian, tiga karya dengan sebutan terpuji, dari total 21 film peserta FFDK 2010 ini, diharapkan apresiasi terhadap dunia perfilman di Sumatera Barat dapat ditumbuhkan dengan baik.

0 komentar:

Posting Komentar