Sumber Referensi

Manusia

on Senin, 31 Januari 2011

Manusia
Sifat manusia bermacam-macam
Walau fizikalnya hampir seragam
Orang tua pernah berkata
Hati lain-lain walaupun rambutnya sama hitam
Ada yang marahnya cepat, bertenangnya pun cepat
Ada pula yang marahnya boleh ditahan, tapi lambat pula baru boleh ditenangkan
Rasulullah pernah berkata
Yang paling buruk antara manusia
Bila marahnya cepat, namun lewat waktu baru boleh diredakan
Yang paling baik pula antara manusia
Bila marahnya boleh ditahan, dengan segera pula kembali kewarasan
Maka mulialah manusia, bila marahnya tewas pada kebijaksanaan
Boleeeh dipikir artinya koq!!!!!!!

Bagai mana Pendapat Anda Tentang ini

Azimatul minal sukses
Banyak belajar banyak lupa
Tidak Belajar Tidak Lupa


Orang ujian Kita ........?

Apa YA

Renungkan DAn Pikirkan Lah ...........

Tips-tips meningkatkan motivasi belajar

Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.

Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:
• Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.

Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.

Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
• Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
• Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.

Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahkan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi

ALHAMDULILLAH Dapat Juara 3

on Kamis, 06 Januari 2011




Inilah Jawara Festival Film Dokumenter 2010 Tingkat SLTA Se-Sumbar

Rabu, 13 Oktober 2010 | 18:29:00 WIB

Pemakalah

Pemakalah: Drs. Nurmatias, Undri, S.S., dan E.S Argawinata melakukan sosialiasi HAKI (UU Perfilman) pada acara puncak nominasi dan Pemenang Festival Film DokumenterKebudayaan Tingkat SLTA se-Sumbar 2010. (ria)
Hari ini (13/10/2010), Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BOSNT) Padang menggelar Puncak Festival Film Dokumenter (FFD) 2010 bidang kebudayaan tingkat SLTA Se-Sumatera Barat di Teater Taman Budaya Padang. Namun, sebelum acara puncak, diselenggarakan Sosialiasai HAKI (UU Perfilman) kepada siswa dan guru SLTA se-Sumatera Barat.

Sosialisasi UU Perfilman, yang dimoderatori oleh Undri, S.S., ini, menghadirkan dua narasumber, yaitu Drs. Nurmatias (Kepala BPSNT Padang) dan E.S Argawinata (Kasubdit Advokasi dan Lembaga Film Direktorat Perfilman).

Pada dasarnya, sosialisasi UU perfilman ini dianggap penting, sebab UU Perfilman mengusung semangat yang begitu tinggi demi kebangkitan perfilman Indonesia. Semakin banyak perfilman Indonesia diproduksi, akan menunjukkan produktifitas yang tinggi. Hal ini tentunya akan membantu meningkatkan kualitas perfilman Indonesia, karena ada evaluasi dari waktu ke waktu.

Apalagi, menurut Drs. Nurmatias, film sebagai bentuk perekaman aktifitas kebudayaan sangat cocok dijadikan sebagai media pelestarian nilai budaya dan sejarah. Sebab, dalam wujud film dokumenter, terungkaplah sebuah fakta mengenai aktifitas kebudayaan masyarakat tertentu. Dengan pendokumentasian juga diharapkan orang-orang pada masa datang dapat merasakan suasana dari aktifitas kebudayaan tadi.

Sementara itu, E.S Argawinata menyatakan bahwa apresiasi terhadap perfilman itu tidak sulit, sebab proses produksinya dapat dilakukan dengan teknologi analog, digital, atau direkam pada pita seluloid, pita video, cakram optik, dan bahan lainnya.

"Hanya saja, yang sulit itu mencari penulis cerita yang baik," ujar E.S Argawinata mengulang kembali apa yang dikatakan Deddi Mizwar dan Slamet Raharjo.

Namun, dengan diadakannya sosialisasi UU Perfilman dan produksi film dokumenter 2010 tingkat SLTA Se-sumbar, Guru Bahasa Indonesia SMA banuhampu menyatakan bahwa kegiatan ini mampu menyadarkan pelajar bahwa hal-hal kecil di sekeliling mereka memiliki makna. Akibatnya, jika selama ini mereka mengabaikan, tentunya dengan kegiatan ini mampu merangsang pelajar untuk membentuk sebuah produksi film yang layak ditonton untuk orang banyak.

Sementara itu, Gustini, Guru Bahasa Indonesia SMA 5 Padang mengungkapkan bahwa acara ini diharapkan berlanjut ke depannya. Ia berharap BPSNT dan pihak yang terkait dapat membuatkan program-program untuk pelajar di Sumatera Barat, seperti "Mari Menonton Film ke Bioskop", atau workshop perfilman untuk membekali pelajar dalam produksi sebuah film.

"Dulu, semasa SD, kita dengan bangga diajak ke bioskop untuk menonton film-film yang layak. Namun, kegiatan ini sudah tak ada lagi, padahal banyak film yang sangat bagus ditonton untuk pelajar-pelajar, seperti film Denias, Laskar Pelangi, atau Sang Pemimpi. Saya berharap ada pihak-pihak tertentu yang mau menggarap ini," harapnya.

Pengumuman Pemenang Festival Film Dokumenter 2010 Tingkat SLTA Se-Sumbar
Selepas diskusi sosialisasi UU Perfilman, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BOSNT) Padang mempersembahkan pememang Festival Film Dokumenter (FFD) 2010 bidang kebudayaan tingkat SLTA Se-Sumatera Barat.

Sepuluh 10 nominasinya adalah film Pacu Jawi karya siswa SMK Pagaruyung, Batusangkar; film Batu Kapur yang Rapuh karya Siswa SMKN 2 Padangpanjang; film Petani Karet karya siswa SMAN 12 Padang; film Eksistensi Kuda Kepang Tansi karya siswa SMKN 1 Sijunjung; film Tarian Samba di Tanah Salayo karya siswa SMK Muhammadiyah Solok; film Warisan Kuliner Tradisional Minang Luhak Nan Tuo karya siswa SMK 1 Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar; film Jembatan Ratapan Ibu karya siswa SMAN 1 Payakumbuh; film Lukah Baluik Andaleh karya siswa SMAN 1 Kecamatan Aka Biluru, Kabupaten 50 Kota; film Maulud jo Balimau karya siswa SMAN 1 Pangkalan Kotabaru, Kabupaten 50 Kota; dan film Sarasah karya siswa SMAN 4 Bukittinggi.

Film sebagai pemenang dengan sebutan terpuji 3 adalah film Maulud jo Balimau karya siswa SMAN 1 Pangkalan Kotabaru, Kabupaten 50 Kota. Selanjutnya, pemenang dengan sebutan terpuji 2 adalah Lukah Baluik Andaleh karya siswa SMAN 1 Kecamatan Aka Biluru, Kabupaten 50 Kota. Yang teristimewa, pemenang dengan sebutan terpuji 1 adalah Warisan Kuliner Tradisional Minang Luhak Nan Tuo karya siswa SMK 1 Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar.

Bapak Drs. Nurmatius berharap film-film hasil karya pelajar SLTA Se-Sumbar ini dapat ditayangkan di stasiun televisi lokal dan nasional, seperti TVRI. Namun, masih diperlukan penyeleksian untuk menyesuaikan dengan kriteri pihak TVRI dalam standar yang layak untuk sebuah film yang akan ditayangkan.

Meskipun demikian, tiga karya dengan sebutan terpuji, dari total 21 film peserta FFDK 2010 ini, diharapkan apresiasi terhadap dunia perfilman di Sumatera Barat dapat ditumbuhkan dengan baik. (ria)